Oleh: Ayu Novita Rachmawati

Saturday, October 8, 2011

MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING

PERMASALAHAN SISWA SD

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Dosen Pengampu : Saring Marsudi, S.H, M.Pd


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya pada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami susun sebagai wujud tanggung jawab kami dan kewajiban kami guna untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu social budaya (ISBD). Kami menyadari makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.    Kedua orang tua kami yang telah memberikan doa dan motivasinya kepada kami selama menyusun makalah ini.
2.    Kepala Program Studi PGSD Bapak Saring Marsudi, SH, M.Pd
3.    Bapak Saring Marsudi, S.H, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling
4.    Teman- teman serta pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyelesaian pembuatan laporan ini.
Dengan selesainya penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan tidak sesuai dengan harapan para pembaca, untuk itu dengan rendah hati dan terbuka kami  mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini.
Wassalammu’alaikum Wr.Wb.


Surakarta,       April 2011
   

      Penulis



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................ ........ i
KATA PENGANTAR............................................................................. ....... ii
   DAFTAR ISI............................................................................................ ...... iii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A.    Latar Belakang ..........................................................................         1
B.  Perumusan Masalah ........................................................................... 1
C.  Tujuan................................................................................................. 1
D.  Manfaat............................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN................................................................................ 2                       
A.    Permasalahan Siswa di SD...............................................................        2
1)      Pengertian Masalah.................................................................................. 2
2)      Ciri-Ciri Masalah..................................................................................... 2
3)      Kelompok Permasalahan......................................................................... 3
4)      Jenis-Jenis Masalah.................................................................................. 5
5)      Klasifikasi Masalah.................................................................................. 7
B.  Gangguan Emosional.............................................................................. 9
BAB IV PENUTUP....................................................................................... 11
A. KESIMPULAN......................................................................................... 11
B.  SARAN..................................................................................................... 11           
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................      12







BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam dunia pendidikan seorang anak wajib menempuh pendidikan 9 tahun, dari SD sampai SMP dalam menempuh suatu pendidikan  siswa-siswi banyak dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang timbul, mungkin dari teman sebaya, guru, materi pembelajaran dan lingkungan sekolah.  Khususnya pada siswa sekolah dasar  dalam menjalankan tugas-tugas perkembanganya banyak menghadapi hambatan-hambatan, karena secara psikologis mereka belum mampu mandiri. Maka jenis permasalahan yang mungkin mereka hadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan tugas-tugas perkembangan tersebut.berat ringan dan sering tidaknya anak menghadapi masalah adalah bervariasi, terganyung oleh potensi anak dan pengaruh lingkungannya. Makalah dengan judul “Permasalahan Siswa SD”, akan mencoba membahas secara ringkas mengenai masalah-masalah yang dialami siswa SD dan penyebabnya.

B.     PERUMUSAN  MASALAH
1.      Faktor- faktor apa sajakah yang menyebabkan timbulnya permasalahan pada siswa SD ?
2.      Apa sajakah macam-macam permasalahan yang timbul pada siswa SD ?
3.      Pengaruh apa sajakah permasalahn tesebut terhadap perkembangan anak ?

C.    TUJUAN PENULISAN MAKALAH
1.      Dapat merumuskan tentang pemasalahan-permasalahan siswa SD
2.      Menjelaskan tentang latar belakang munculnya permasalahan siswa SD
3.      Dapat menjelaskan dan menyebutkan macam-macam masalah

D.    MANFAAT PENULISAN MAKALAH

1.      Dengan adannya makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan siswa SD.
2.      Dapat mengetahui cara-cara mengatasi permasalahan yang timbul dari siswa SD.
3.      Dapat memberikan solusi untuk memecahkan masalah-masalah tersebut.








BAB II
PEMBAHASAN
A.    PERMASALAH/AN  SISWA DI SD
1)      PENGERTIAN MASALAH
Banyak ahli yang mengungkapkan pengertian masalah, ada yang melihat masalah sebagai ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihatnya sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seorang dan ada pula yang mengartikan sebagai suatu hal yang tidak mengenakkan.
2)      CIRI-CIRI MASALAH
Prayitno (1985) mengemukakan ciri-ciri masalah ialah:
·      Masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya.
·      Menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain.
·      Ingin atau perlu dihilangkan.
Setiap masalah yang dialami seseorang biasanya mengandung satu atau lebih ciri diatas. Untuk mendalami hal tersebut kita dapat melihat diri sendiri sebagai contoh. Adakah suatu hal, kejadian suasana atau gejala yang tidak disukai adanya, yang dapat menimbulkan kesulitan atau kerugian bagi diri sendiri ataupun bagi orang lain dan atau ingin dihilangkan. Jika ada maka hal itu bisa dikatakan sebagai ciri-ciri adanya masalah pada diri sendiri. Pada dasarnya sekolah dasar (SD) adalah mereka yang berusia berkisar 6-13 tahun. Usia tersebut sedang menjalani tahap pertumbuhan dan perkenbangan masa anak-anak dan memasuki masa remaja awal. Anak pada usia SD mempunyai beberapa tugas sesuai dengan proses perkembangan mereka. Apabila tugas-tugas tersebut tidak terpunuhi secara proporsional maka akan timbul permasalahan pada diri mereka. Hal ini berarti permasalahan-permasalahan siswa SD bersumber pasda jenis-jenis tugas perkembangan mereka.


Adapun tugas-tugas perkembangan siswa SD menuru Achmad Juntika Nurihsan (2006) meliputi :
1.      Menanamkan serta mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.      Mengembangkan keterampilan konsep-konsep dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung
3.      Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari
4.      Belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya
5.      Belajar menjadi pribadi yang mandiri
6.      Mempelajari ketrimpilan fisik sederhana yang diperlukan naik untuk permainan maupun kehidupan
7.      Mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai sebagai pedoman perilaku
8.      Membina hidup sehat untuk diri sendiri dan lingkungan
9.      Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelaminnya
10.  Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial, serta
11.  Mengembangkan pemahaman dan sikap awal untuk perencanaan masa depan

Anak (siswa) Sekolah Dasar dalam menjalankan tugas-tugas perkembangannya sering menghadapi hambatan-hambatan, karena secara psikologis mereka belum mampu mandiri. Maka jenis permasalahan yang mungkin mereka hadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan tugas-tugas perkembangan tersebut. Berat ringan dan sering tidaknya anak menghadapi masalah adalah bervariasi, tergantung oleh potensi anak dan pengaruh lingkungannya.

3)      KELOMPOK PERMASALAHAN
Berkaitan dengan jenis permasalahan anak Roos L. Mooney (dalam Prayitno, 2004) menggolongkan ke dalam sebelas kelompok permasalahan, yaitu kelompok masalah yang berkaitan dengan :
1.      Perkembangan jasmani dan kesehatan
2.      Keuangan, keadaan lingkungan, dan pekerjaan
3.      Kegiatan sosial dan reaksi
4.      Hubungan mada-mudi
5.      Hubungan sosial kejiwaan
6.      Moral agama
7.      Keadaan pribadi kejiwaan
8.      Keadaan rumah dan keluarga
9.      Masa depan pendidikan dan pekerjaan
10.  Penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah
11.  Kurikulum sekolah dan prosedur pengajaran
Siswa di Sekolah Dasar (SD) akan mengalami masalah-masalah yang berkenaan dengan : Pertama, perkembangan individu. Kedua, perbedaan individu dalam hal : kecerdasan, kecakapan, hasil belajar, bakat, sikap, kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, cita-cita, kebutuhan, minat, pola-pola, dan tempo perkenbangan, ciri-ciri jasmaniah dan latar belakang lingkungan. Ketiga, kebutuhan individu dalam hal : memperoleh kasih sayang, memperoleh harga diri, memperoleh penghargaan yang sama, ingin dikenal, memperoleh prestasi dan posisi, untuk dibutuhkan orang lain, merasa bagian dari kelompok, rasa aman dan perlindungan diri,dan untuk memperoleh kemerdekaan diri. Keempat, penyesuaian diri dan kelainan tingnkah laku. Kelima, masalah belajar.
      M. Hamdan Bakran Adz-Dzaky (2004) mengklasifikasikan masalah individu termasuk siswa sebagi berikut : Pertama, masalah atau kasus yang berhubungan dengan problematika individu dengan Tuhannya. Kedua, masalah individu dengan dirinya sendiri. Ketiga, individu dengan lingkungan keluarga. Keempat, individu dengan lingkungn kerja. Kelima, individu dengan lingkungan sosialnya.
      Pertama, masalah individu yang berhubungan dengan Tuhannya, ialah kegagalan individu melakukan hubungan secara vertikal dengan Tuhannya; seperti sulit mengnhindarkan rasa takut, memiliki rasa tidak bersalah atas dosa yang dilakukan, sulit menghadirkan rasa taat, merasa bahwa Tuhan senantiasa mengatasi perilaku-perilakunya sehingga individu tidak memiliki kebebasan. Dampak semua itu adlah timbulnya masalah atau enggan melaksanakan ibadah dan sulit meninggalakan pherbuatan-perbuatan yang dilarang Tuhan.
      Kedua adalah kegagalan bersifat disiplin dan bersahabat dengan hati nurani yang selalu mengajak atau menyeru dan  membimbing kepada kebaikan dan kebenaran Tuhan. Dampaknya adalah muncul sikap was-was, ragu-ragu, berprasangka buruk (su’udzan), rendah motivasi, dan dalam banyak hal tidak mampu bersikap mandiri.
      Ketiga, masalah individu berhubungan dengan lingkungan keluarganya misalnya kesulitan atau ketidakmampuan mewujudkan kehidan yang harmonis antara anggita keluarga seperti antara anak dengan ayah dan ibu, adik dengan kakak dan saudara-saudara lainnya. Kondisi ketidakharmonisan dalam keluarga menyebabkan anak merasa tertekan, kurang kasih sayang, dan kurangnya keteuladanan dari kedua orangtua.
      Keempat, masalah individu yang berhubungan dengan lingkungan kerja misalnya, kegagalan individu memilih pekerjaan yang sesuai dengan karakteristik pribadinya, kegagalan dalam meningkatkan prestasi kerja, ketidakmampuan berkomunikasi dengan atasan, rekan kerja, dan kegagalan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Khususnya siswa, masalah yang berhubungan dengan karier misalnya, ketidakmampuan memahami tentang karier, kegagalan memilih karier yang sesuai denganm latar belakang pendidikan dan karakteristik pribadinya.
      Kelima, masalah individu yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya. Misalnya, ketidakmampuan melakukan penyesuain diri (adaptasi) baik dengan lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat atau kegagalan bergaul dengan lingkungan yang beraneka ragam watak, sifat, dan perilaku.
Semua masalah di atas harus diidentifikasikan oleh guru pembimbing di sekolah, sehingga bisa menetapkan skala prioritas masalah mana yang harus dibicarakan terlebih dahulu dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Masalah-masalah di atas juga harus menjadi pertimbangan bagi guru pembimbing di sekolah dalam menyusun progaram bimbingan dan konseling.
4)      JENIS-JENIS MASALAH
Jenis-jenis masalah yang dialami murid sekolah dasar bisa bermacam-macam. Prayitno (1985) menyusun serangkaian masalah murid sekolah dasar. Masalah-masalah itu diklarifikasikan atas:
1.      masalah perkembangan jasmani dan kesehatan.
2.      masalah keluarga dan rumah tangga.
3.      masalah-masalah psikologis.
4.      masalah-masalah social.
5.      masalah kesulitan dalam belajar.
6.      masalah motivasi dan pendidikan pada umumnya.
Stoffter (1986) memgemukakan secara urut jenjang 50 jenis masalah tingkah laku yang dimaksud didasarkan atas hasil penelitian terhadap 481 orang guru sekolah dasar di Amerika Serikat yaitu:
1.      Merusak barang-barang sekolah
2.      Tidak berpendirian
3.      Suka berbohong
4.      tidak patuh
5.      membenci orang lain
6.      mudah marah
7.      suka mengasingkan diri
8.      bicara / menulis cabul
9.      sering murung
10.  menyontek
11.  egois
12.  suka bertengkar
13.  menguasai orang lain
14.  tidak berminat untuk bekerja
15.  lancang
16.  mudah meremehkan orang
17.  mudah dipengaruhi orang lain
18.  penakut
19.  sering ngompol
20.  gaduh di kelas
21.  malas
22.  tidak ada perhatian
23.  tidak rapi dikelas
24.  suka cemberut
25.  pengecut
26.  suka mengkritik
27.  mudah tersinggung
28.  tidak hati-hati
29.  pemalu
30.  curiga
31.  keras kepala
32.  tidak praktis (tidak sesuai kenyataan)
33.  mengucapkan kata-kata
34.  menarik perhatian oranglain
35.  suka jorok
36.  tegang
37.  lamban
38.  berfikir tidak karuan
39.  suka mengadu
40.  suka menyelidiki orang lain
41.  suka mengganggu orang lain
42.  penghayal
43.  suka berbisik-bisik.

5)      KLASIFIKASI MASALAH
Masalah diatas, diklasifikasikan sebagai berikut.
a.  Masalah penyesuaian tingkah laku seperti pencurian, kekejaman, merokok, dan mengganggu.
b.  Masalah-masalah emosional seperti depresi, mudah marah, cemberut dan pengecut.
c.  Masalah-masalah moral seperti masturbasi, bicara porno dan tidak sopan.
d.  Masalah belajar seperti bolos, menyontek, tidak ada perhatian, dan lamban.
Masalah-masalah belajar memiliki bentuk yang beragam, menurut Prayitno, mengemukakan masalah-masalah belajar sebagai berikut:
1.  Kemampuan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
2.  Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar yang amat tinggi itu.
3. Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.
4.  Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
5. Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang perbuatan dan kegiatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya dan sebagainya.
Masalah-masalah social kejiwaan seperti membenci orang lain, menguasai orang lain, mudah meremehkan orang lain dan suka mencampuri urusan orang lain. Selanjutnya Rice (dalam Shelter dan Stoar,1974) mengklasifikasikan masalah-masalah yang dialami murid-murid sekolah dasar ada enam kategori, yaitu:
a. Masalah-masalah emosional yakni gelisah, aktivitas berlebihan, tidak matang, infulsif, dan murung.
b. Kelemahan intelektual seperti tidak bisa memusatkan perhatian dalam waktu yang cukup lama, kemampuan rendah, lemah ingatan, syaraf penerimaan tidak berfungsi sebagai mana mestinya, kebiasaan-kebiasaan buruk dalam belajar, dan hasil belajar rendah.
c. Kurang motivasi seperti kurang semangat, sikap tidak baik, frustasi serta kurang minat dalam belajar.
d. Kerusakan moral seperti pendusta, bicara porno, sembrono, mencuri, dan nilai-nilai belum berkembang.
e. Sakit jasmaniah, meliputi sakit kronis dan kesehatan buruk.
f. Kesalahsesuaian social seperti tingkah laku anti social yang agresif, konflik keluarga, pengasingan diri dan tingkah laku kasar.

Dari berbagai pendapat ahli di atas dapat diklarifikasikan masalah yang berkaitan dengan perkembangan siswa SD adalah:
a. Masalah yang berkaitan dengan perkembangan fisik dan kesehatan; seperti kecacatan, gangguan otot gerak, dll
b.  Masalah yang berhubungan dengan belajar; seperti lamban belajar, lemah belajar
c.  Masalah emosional; seperti takut, mudah marah, dll
d.  Masalah moral; seperti bicara porno, menyontek, berbohong, dll
e.   Masalah penyesuaian; suka mengganggu, dll
f.   Masalah- masalah kelompok
g.  Masalah yang berkaitan dengan keluarga dan rumah tangga
h.  Masalah kepribadian

B. GANGGUAN EMOSIONAL
Berikut beberapa contoh gangguan sosial emosional yang nampak di kelas yaitu :
1.   Anak hiperaktif, anak seperti ini cenderung tidak bisa duduk diam. Ia cenderung bergerak terus-menerus, kadang suka berlarian, suka melompat-lompat, bahkan berteriak-teriak di kelas. Anak ini sulit untuk dikontrol. Ia melakukan aktivitas sesuai dengan kemauannya sendiri. Ia pun suka mengganggu temannya bahkan gurunya.
2. Distractibility child adalah anak yang cenderung cepat bosan. Ia sering kali mengalihkanperhatiannya keberbagai objek lain di kelas. Anak ini mudah dipengaruhi, namun tidak dapat memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan yang berlangsung di kelas.
3. Poor selfconcept anak yang cenderung pendiam di kelas, pasif, atau sangat perasa sehingga mudah tersinggung. Karakteristik anak seperti ini cenderung tidak berani bertanya atau menjawab, serta merasa dirinya tidak mampu. Karena itu,iacenderungkurang berani bergaul serta suka menyendiri.
4.  Anak impulsif adalah anak yang cepat bereaksi setiap guru memberi pertanyaan di kelas.Namun, jawaban yang diberikan sering kali tidak menunjukkan kemampuan berpikir yang logis. Anak seperti ini ingin menunjukkan bahwa ia adalah anak yang pandai, padahal cara anak itu menjawab justru mencerminkan ketidakmampuannya.
5.  Anak destructive behavior siswa yang suka merusak benda-benda yang ada di sekitarnya. Sikap agresif yang negatif dalam bentuk membanting dan melempar menunjukkan bahwa anak ini adalah anak yang bermasalah (trouble maker). Anak seperti ini cepat tersinggung. Ia bertempramen tinggi, yang menggarah kepada perilaku agresif.
6. Distruptive behavior adalah anak yang sering mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak sopan. Dengan nada mengejek, anak ini cenderung menentang guru. Sumpah serapah berupa kata-kata kasar yang tidak sopan kerap terlontar.
7.  Dependency child anak yang selalu bergantung pada orang tuanya.Anak seperti ini sering merasa takut dan tidak mampu untuk berani melakukannya sendiri. Ia sangat bergantung pada orang disekitarnya. Sikap orang tua yang terlalu over protective atau sangat melindungi membuat anak sangat tergantung.
8. Withdrawl ada anak yang mempunyai sosial ekonomi yang sangat rendah, sehingga merasa dirinya bodoh dan enggan untuk mencoba membuat tugas-tugas yang diberikan oleh guru karena dirinya merasa tidak mampu.
9. Learning disability adalalah anak-anak yang tidak memiliki kemampuan mental yang setara dengan anak-anak yang sebaya. Anak seperti ini sulit untuk menganalisis, menangkap isi mata pelajaran, dan mengaplikasikan apa yang dipelajari.
10. Learning disorder adalah anak yang mempunyai cacat bawaan baik kerusakan fisik maupun syaraf. Anak seperti ini cenderung sulit untuk belajar secara normal seperti anak-anak yang sebaya. Anak seperti ini membutuhkan penanganan para ahli yang dilakukan oleh lembaga-lembaga khusus, seperti anak yang menderita AutismSectrum Disorder/ ASD).
11. Underachiever. Ada pula anak yang mempunyai potensi intelektual di atas rata-rata, namun prestasi akademiknya di kelas sangat rendah. Semangat belajarnya juga sangat rendah. Anak seperti ini sering menyepelekan tugas-tugas yang diberikan, dan PR sering dilupakan.
12. Overachiever adalah anak yang mempunyai semangat belajar yang sangat tinggi, ia merespon dengan cara cepat. Anak seperti ini tidak bisa menerima kegagalan. Ia tidak mudah menerima kritikkan dari siapapun termasuk gurunya.
13. Slow learner adalah anak yang sulit menangkap pelajaran di kelas dan membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menjawab dan mengerjakan tugas-tugasnya.
14. Social interseption child adalah anak yang kurang peka dan tidak perduli terhadap lingkungannya. Anak ini kurang tanggap dalam membaca ekspresi dan sulit bergaul dengan teman-teman yang ada di kelas.


BAB III
      PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Masalah yang timbul merupakan ketidaksesuaian antara sesuatu yang ingin dicapai dengan kenyataan yang ada. Masalah yang timbul merupakan kompleksivitas antara masalah yang satu dengan yang lain dan berhubungan erat sehingga saling mempengaruhi. Diantara masalah anak SD yang dihadapi adalah karena sedang terjadi perkembangan fisik maupun psikis,serta pengaruh lingkungan tempat ia tinggal.

B.     SARAN
Untuk permasalahan yang dialami oleh siswa SD, seharusnya ada orang-orang yang senantiasa membimbing dan mengajarkan mana hal yang baik dan mana hal yang tidak baik, supaya siswa SD pada usia itu tidak mengalami banyak permasalahan. Dibutuhkan peran serta orang tua, guru, dan orang-orang terdekat untuk membimbing dan mengarahkan, serta mengawasi anak-anaknya. Selain itu lingkungan turut berpengaruh mendukung secara totalitas, sehingga anak tidak berperilaku menyimpang.


DAFTAR PUSTAKA

Rubianto,Rubino,dkk. 2008.Bimbingan Konseling SD.Kartasura-Surakarta:BP-FKIP
Tohirin.2007,dkk.Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah(Berbasis integrasi).Pekan Baru:Rajawalipers

1 comment: